Tak Kenal Maka Tak Sayang....Yuuk, kenalan sama Kurikulum Merdeka

 

Frasa Merdeka Belajar pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Sejak Desember 2019, Merdeka Belajar telah digaungkan secara massive oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada empat program pokok kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Menteri Nadiem Makarim. Kebijakan Merdeka Belajar ini sendiri merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Kebijakan Merdeka Belajar ini juga merupakan manifest dari arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

(Sumber: Kemdikbud)

“Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran kedepan yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” disampaikan Mendikbud dalam pidatonya di peluncuran Empat Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”, pada acara Rapat Koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia, di Jakarta, Rabu (11/12/2019). Pidato penjelasan beliau tentang empat program pokok Kebijakan Merdeka Belajar dapat disimak lebih lengkap di sini.


Apa Itu Kurikulum?

Pertanyaan ini pernah ditanyakan oleh salah seorang Professor di Curtin University pada pertemuan awal kelas Curriculum Development yang diampu beliau. Ketika itu kami sedang menempuh pendidikan magister kami, dimana kami harus mengambil 4 mata kuliah di Curtin sebagai sandwich Like-program. Sebagian besar dari kami menjawab bahwa kurikulum merupakan seperangkat dokumen yang disusun sekolah yang berisi rencana dan bahan pembelajaran sebagai acuan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Ketika itu, Professor saya hanya tersenyum mendengar mayoritas jawaban kami. Kemudian beliau memberikan beberapa pertanyaan yang jawabannya akan mengacu pada karakteristik kurikulum itu sendiri. Lima karakteristik itu antara lain: Curriculum as Subject Matter, Curriculum as Experience, Curriculum as Intention, Curriculum as Cultural Reproduction, dan Curriculum as “Currere”. Dari pertemuan ini, saya mulai menyadari miskonsepsi saya tentang kurikulum. Dan sejak itu saya meyakini bahwa kurikulum adalah segala hal dan komponen yang terlibat dalam usaha sekolah untuk memberikan pengalaman belajar bermakna bagi anak-anak, bukan hanya sekedar dokumen cetak. Penjelasan tentang lima karakteristik kurikulum nanti ya, kalau catatan kuliah saya ketemu. 😉

Mengapa Kurikulum Berubah?

Anggapan bahwa ganti menteri ganti kurikulum selalu muncul di setiap pelantikan menteri baru setelah pemilu dilakukan. Memang beberapa kali pelantikan Menteri membawa beberapa perubahan kuruikulum, namun tidak semua Menteri melakukan perubahan kurikulum. Ada beberapa alasan yang mendasari perubahan kurikulum. Pertama, perubahan kurikulum selalu berlandaskan aliran filsafat pendidikan tertentu. Saat ini Indonesia mulai mengadopsi aliran Konstruktivisme yang mendasari perubahan paradigma dari teacher centered ke student centered dalam proses belajar mengajar di kelas. hal ini tentunya membawa perubahan pada kurikulum. Kedua, perkembangan dunia dan pembangunan dari negara tersebut. Sejatinya, impian dari setiap kepala negara adalah menjadikan negaranya maju dan berkembang. Visi misi yang dibawa pemimpin negara tersebut tentunya akan mempengaruhi arah pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi impiannya tersebut. Ketiga, perkembangan IPTEK. Kurikulum tentunya akan mengikuti kemajuan sains dan teknologi. Harapannya, generasi yang diharapkan dari pendidikan masa kini adalah generasi yang melek teknologi dan memiliki insiatif tinggi untuk berkreasi secara positif tanpa harus diperintah orang lain.

Namun dari berbagai macam alasan tersebut, perubahan kurikulum seyogyanya merupakan manifestasi dari Tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yaitu "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

Dalam hal ini, hasil pendidikan tidak hanya untuk bidang pendidikan saja, melainkan juga untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, nilai (value) kehidupan agar dapat bertahan dan mengembangkan diri di masyarakat.

Kurikulum Merdeka?

Kurikulum pendidikan bersifat adaptif, dinamis, responsif, dan antisipatif terhadap perubahan yang terjadi. Penyesuaian terhadap perubahan merupakan suatu hal yang pasti dilakukan. Dalam perubahan kurikulum sendiri, setidaknya ada dua hal yang mengikutinya yaitu perubahan struktur dan komponen kurikulum tersebut. 

Dalam pasal 36 PP No.57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa Kurikulum terdiri atas kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Kerangka dasar kurikulum adalah rancangan landasan utama dalam pengembangan struktur kurikulum, sedangkan struktur kurikulum merupakan pengorganisasian atas kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Komponen dalam KBBI memiliki makna bagian dari keseluruhan. Dengan kata lain, komponen adalah bagian-bagian yang saling berkaitan dan bekerja sama sehingga tercipta suatu sistem yang utuh. Kurikulum sebagai suatu sistem juga mungkin didefinisikan secara berbeda oleh para ahli. Merujuk kembali pada PP No. 57 Tahun 2021, kurikulum terdiri dari empat komponen utama yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal pada materi yang esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Keunggulan kurikulum merdeka dapat disimak melalui infografis berikut:

(Sumber: Kemdikbud)

Perbandingan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 dapat dipelajari di sini

Dukungan dari orang tua tentunya menjadi salah satu kunci keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka. Orang tua bisa berperan sebagai teman dan pendamping belajar bagi anak. Untuk itu, orang tua perlu memahami kompetensi yang perlu dicapai anak pada fasenya. 

Komentar

Postingan Populer