5 Kuliner Nusantara yang Ada di Sangatta


Tak pernah terbayangkan saya akan pindah dan tinggal di kota ini. Sangatta, salah satu kota di kabupaten Kutai Timur, adalah tempat tinggal saya selama kurang lebih 12 tahun terakhir.
Sangatta adalah salah satu kota tambang batubara terbesar di Indonesia. Karenanya, banyak pendatang dari berbagai suku bangsa yang mengadu nasib di sini sebagai pegawai tambang. Beragamnya penduduk kota ini, membuat saya menyebutnya sebagai miniaturnya Indonesia. Dan karena itu pula, di kota ini saya mengenal beberapa kuliner nusantara yang sebelumnya tidak pernah saya kenal.
Apa saja itu? Supaya tidak penasaran, yuk simak beberapa sajian berikut ini.

Kapurung
foto: instagram.com/cimot.reza

Saya mengenal makanan ini ketika salah satu orang tua murid saya mengirimi kapurung untuk makan siang saya. Sebenarnya, kapurung ini berasal dari Sulawesi Selatan. Warga Palopo pasti tak asing dengan makanan ini, karena kapurung memang merupakan makanan tradisional khas kota ini.
Kapurung sebenarnya adalah sagu yang dilarutkan dan dimasak dengan air panas, yang kemudian dibuat seperti bakso namun berwarna putih transparan. Kapurung merupakan makanan yang kaya gizi. Bagaimana tidak, berbagai macam jenis sayuran disajikan bersama kapurung. Ditambah dengan kuah ikan yang segar melengkapi gizi yang dihadirkan dari kapurung ini.
Bagi saya pencinta sayuran dan ikan, kapurung menjadi makanan favorit saya terutama disaat musim hujan. Bagi para penikmat kuliner yang sedang diet dan menjaga berat badan, Kapurung adalah salah satu alternatifnya.


Sate Payau

Daging payau sebenarnya adalah daging rusa. Makanan ini sudah mulai jarang bisa ditemui di kotaku ini. Ini karena adanya larangan perburuan hewan yang dilindungi, rusa salah satunya, di Kalimantan. Namun karena sudah menjadi tradisi, larangan perburuan ini agak sulit dihentikan.
Daging payau lebih lembut dibandingkan sapi ataupun kambing. Dagingnya juga terasa lebih manis dan gurih. Sate ini disajikan dengan bumbu kecap dan rajangan cabai atau bawang saja. Meskipun sudah jarang ditemui, menu ini pasti muncul di acara-acara adat Kutai ataupun festival budaya di Kalimantan Timur.


Arsik

foto: .instagram.com/arsik_jakarta

Arsik adalah makanan khas Batak Toba. Bahan dasarnya adalah ikan mas. Bagi masyarakat Batak, makanan ini tidak hanya sekedar masakan ikan biasa melainkan ada  nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Arsik adalah masakan yang biasanya disajikan pada upacara adat Batak.Dalam upacara adat, ada tata cara khusus dalam menyajikan ikan arsik ini agar nilai kesakralannya tidak hilang. Meskipun begitu, sajian ini bisa dinikmati dan dikonsumsi sehari-hari.
Ikan mas yang diolah untuk makanan ini biasanya tidak dibersihkan sisiknya, melainkan hanya dibelah dan dibersihkan bagian perutnya saja. untuk menghilangkan bau amisnya bisa menggunakan asam jungga, sejenis jeruk purut khas batak, dan asam cikala, buah kecombrang. Arsik juga menggunakan bunga kecombrang dan andaliman sebagai campuran bumbunya. Arsik dimasak dengan api sedang dan bumbu yang melimpah sampai airnya habis dan bumbunya meresap. Arsik biasa dimasak bersama pelengkap kacang panjang atau daun singkong.


Palumara

foto: instagram.com/lira.patmoko
Makanan khas Makasar ini adalah salah satu makanan favorit saya sebagai pencinta ikan. Masakan ini berbahan dasar ikan. Sup ikan berbumbu kunyit dengan cita rasa asam segar ini benar-benar bisa membangkitkan nafsu makan.
Palumara bisa menggunakan ikan laut jenis apapun. Paling oke kalau menggunakan kepala ikan kakap, rasanya menjadi gurih asam segar. Gurih dari kaldu ikan, asam dari belimbing wuluh atau asam jawanya dan segar karena kuahnya ringan tidak seperti masakan gurih khas Makasar yang lain seperti coto, konro atau palubasa.


Mandai

foto: instagram.com/nafisa_shidqia

Buah cempedak adalah buah khas Kalimantan. Selain diambil buahnya, kulit cempedak juga bisa diolah menjadi makanan yang lezat lho. Memasak kulit cempedak atau mandai ini bisa dengan di goreng atau ditumis.
Mengolah mandai ini mudah saja. Cukup dengan mengupas bagian kulit luar cempedak kemudian dicuci. Setelah itu dipotong-potong, direndam air garam dan digoreng. Mandai yang baru dikupas kemudian diolah rasanya lebih manis dan lebih lunak dibandingkan mandai yang sudah sempat disimpan selama beberapa hari. Mandai goreng ini bisa dinikmati bersama nasi dan sambal sebagai lauk yang menggugah selera. 

*tulisan ini untuk Estrilook Community Challenge


#Day5 #kulinernusantara

Komentar

Postingan Populer