Bingung Cara Menghilangkan Penatmu Dears? Nonton Crazy Rich Asians Bisa Jadi Alternatifnya . . .
foto: t3.gstatic.com
Film Crazy Rich Asian baru saja dirilis di
Indonesia. Film ini merupakan film yang diangkat dari novel karya Kevin Kwan
dengan judul yang sama. Kevin sendiri merupakan penulis Singapura berkelas
dunia yang berhasil masuk dalam daftar penulis paling berpengaruh versi the Hollywood Reporter dan 100 orang
paling berpengaruh versi majalah Time.
Buat kamu yang belum
pernah nonton film dan baca novelnya pasti bertanya-tanya mengapa film ini
menarik perhatian para keturunan Amerika-Asia di Hollywood. Supaya kamu gak
penasaran, yuk simak beberapa alasan mengapa kamu harus nonton film ini dears .
. .
Diangkat dari novel best seller dunia
foto: gramedia.com
Film ini diangkat dari
novel romantis karya Kevin Kwan. Novel pertama dari novel trilogi Kevin Kwan
ini bercerita tentang kisah cinta seorang profesor ekonomi, Rachel Chu, dan
kekasihnya Nick Young. Film ini berhasil menggambarkan gemerlap set dan
karakternya tanpa meninggalkan inti ceritanya, yaitu kisah yang berkaitan
dengan orangtua, cinta, dan kesetiaan.
Art Director yang membuat set designnya adalah orang Indonesia
Teddy Setiawan, desainer ruang untuk film "Crazy Rich Asians" (Dok: Teddy Setiawan)
foto: voaindonesia.com
Indonesia patut
berbangga karena salah seorang anak bangsa ikut terlibat dalam pembuatan film box office ini. Seorang art director Indonesia, Teddy Setiawan
Kho, bersama Kyle White dipercaya untuk membangun set yang identic dengan
kebudayaan Asia secara detil dibawah komando Nelson Coates, producer designer film ini. Film ini
bersetting Amerika – Singapura, namun proses syuting dilakukan di Singapura dan
Malaysia. Ini menjadi kesulitan dan tantangan tersendiri bagi Teddy dan timnya.
Kental dengan budaya Asia
Kita akan merasa akrab
dan familiar terhadap film ini. Konflik, nilai, setting, para pemain sampai kru
yang kebanyakan keturunan Asia mampu menyajikan dan mengangkat budaya Asia yang
sesungguhnya di film ini, terutama kebudayaan Tionghoa. Restu orang tua terhadap
kisah asmara Rachel dan Nick, misalnya. Konflik memilihi jodoh yang sesuai
dengan pilihan orang tua atau mengikuti kata hati adalah nilai Asia yang
tercermin dalam film ini. Nilai tentang berbakti kepada keluarga, dan kontrasnya
pola pikir orang barat dengan adat ketimuran seringkali muncul dan tergambar
jelas.
Atau tradisi membuat ‘pangsit’
dan street food Singapura yang
memiliki ragam makanan Asia yang diangkat dalam film ini. Bahasa kantonis muncul
dalam beberapa dialog film Crazy Rich
Asians, dan tak lupa aksen Asia dari para pemain pun terdengar cukup kental.
Hal-hal ini yang membuat film ini sangaat kental dengan budaya Asia.
Mencatatkan rekor di Box Office
Film Crazy Rich Asians mampu meraih perolehan
penonton yang sangat besar di premierenya
pada 16 Agustus 2018, dengan meraup US$ 25,3 juta di box office Amerika Utara. Film
debutan Jon M. Chu yang berhasil membawa
nuansa Asia ke dalam film drama komedi berdurasi 119 menit ini juga mencatatkan
rekor sebagai film Hollywood yang seluruh pemain utamanya adalah orang Asia. Selain
itu, film Crazy Rich Asians ini
disebut sebagai film komedi romantis terbesar setelah fil Trainweck karya Judd Apatow dan dibintangi Amy Schumer pada 2015.
Crazy Rich Asians penuh kejutan dan kegilaan. Film tentang
keluarga, cinta, dan harta tentunya ini adalah sebuah film yang benar-benar
menghibur. So, dears kalau kamu bingung memilih film untuk menghilangkan
penatmu minggu ini, Crazy Rich Asians
bisa menjadi salah satu alternatifmu!
*tulisan ini untuk Estrilook Community Challenge
#day11 #filmterbaru
Komentar
Posting Komentar