Sudah Benarkah Cara Mandi Bersih Kita Setelah Haid? Yuk, Cek Lagi Tata Caranya di Sini . . .
Melahirkan adalah kodrat kaum hawa
yang membedakannya dengan kaum Adam. Karena kodratnya ini, setiap bulan para
wanita mengalami haid. Haid adalah proses peluruhan sel telur yang tidak
terbuahi sperma. Haid ini datangnya sewaktu-waktu dan bukan disebabkan adanya
persalinan atau karena adanya suatu penyakit.
Para ulama dari mahzab Syafi’i,
Maliki, Hanbali, dan Hanafi bersepakat
bahwa darah haid ini adalah najis. Dan karena berstatus hukum najis, maka
setiap wanita yang mengalami haid tidak boleh melakukan ibadah sebagaimana
halnya dengan orang-orang yang sedang junub. Alasan ini pula yang membuat para
wanita dianggap suci jika darah haid sudah berhenti keluar dan melakukan
penyucian besar, yaitu mandi.
Naah . . . karena kita bisa kembali
melakukan ibadah jika sudah bersuci setelah haid, yuk kita cek . . . sudah
benarkah tata cara bersuci kita setelah haid mengikuti tata cara yang diriwayatkan
oleh Imam At Tirmidzi ?
Berniat
Mandi Haid
Niat mandi haid adalah “NAWAITUL GHUSLA LIROF’I
KHADATSIL KHAIDHI LILLAAHI TA’AALAA.”
Artinya : “Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats
haid karena Allah Ta’ala”.
Niat ini bisa kita lisankan atau hanya dibaca dalam
hati saja. Jika memang kita tidak hafal niat dalam bahasa Arab, kita bisa saja
berniat menggunakan bahasa Indonesia.
Membasuh tangan
Setelah membaca niat dan Basmallah, kita membasuh
kedua tangan menggunakan air bersih sebanyak 3x
Membersihkan
Kemaluan
Berdasarkan hadits Nabi SAW dari Aisyah RA, bahwa
seorang wanita Anshor bertanya kepada Nabi SAW: “Bagaimana aku mandi dari haid?
Beliau menjawab: “Ambillah sepotong kapas yang dilumuri dengan minyak wangi
lalu bersihkan dengan itu. Ia bertanya lagi, “Bagaimana aku membersihkan
dengannya? Beliau menjawab, “Subhanallah, bersihkanlah.” Aisyah RA mengatakan, "Maka aku
menariknya kepadaku lalu aku katakan, "Bersihkanlah bekas darah
dengannya." (HR.Bukhari dan Muslim).
Dari hadist tersebut jelas dikatakan bahwa kita harus
membersihkan kemaluan ketika mandi haid. Ambillah kapas lalu lumuri kapas
tersebut dengan parfum atau sejenisnya (hindari parfum yang mengandung alcohol
agar tidak pedih). Selanjutnya bersihkan kemaluan dengan kapas yang telah
dilumuri parfum agar hilang bau darah. Dan jika mengikuti sunnah Rasul, kita
dianjurkan untuk menggunakan daun bidara dan daun kasturi ketika membasuh
kemaluan.
Setiap wanita yang bersih dari nifas atau haid, baik
dia punya suami atau tidak, dianjurkan untuk melakukan hal ini. Tentu saja
untuk yang bersuami lebih ditekankan, supaya para suami bersemangat untuk
menggaulinya sesudah suci. Hal ini sesuai dengan anjuran bagi suami untuk
segera menggauli istrinya sesudah berhenti dari haid dan nifas.
Membasuh tangan
dengan sabun dan berwudhu
Setelah membersihkan kemaluan dari najis dan kotoran,
kaum hawa membasuh tangannya sampai bersih menggunakan sabun untuk kemudian
berwudhu. Berwudhu ini sebenarnya adalah hal sunnah tetapi sebaiknya dilakukan
untuk mengikuti hadits Rasul, “Barang siapa membaguskan wudhunya maka
berjatuh-jatuhan dosanya.” Berwudhu ini seperti berwudhu biasa, kecuali di
bagian kakinya.
Menyiramkan
air ke atas kepalanya
Ketika selesai berwudhu, kita membasuh keseluruhan
rambut di kepala. Membasuh kepala berserta telinga sebanyak 3 x dengan 3 x
menimba air. Kita juga menggosok-gosok kulit kepala dengan kuat sehingga air
dapat sampai pada tempat tumbuhnya rambut. Kita tidak perlu melepaskan ikatan
rambut, kecuali jika kita melepaskan ikatan rambut akan membantu cepatnya air
menuju kulit kepala, tempat tumbuhnya rambut.
Menyiramkan
air ke seluruh tubuh
Setelah menyiram air sampai ke kulit kepala,
selanjutnya kita menyiram tubuh kita. Dianjurkan untuk mulai menyiram tubuh
bagian kanan terlebih dahulu, hal ini karena sesuai dengan sunah Rasulullah. Rasulullah
menyukai segala sesuatu yang di mulai dengan kanan seperti merapikan rambut,
bersuci, memakai sepatu dan sebagainya. Siram bagian tubuh bagian kanan
sebanyak 3x, kemudian diikuti dengan menyiram bagian tubuh bagian kiri. Usahakan
untuk menggosok bagian-bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan
lain-lain supaya terkena air. Usahakan juga air menyentuh daerah rawan seperti
lubang dubur, rambut, kuku ketiak, badan bagian belakang, sela jari kaki.
Membasuh
kaki
Selesai menyiram seluruh tubuh tanpa terkecuali, para
wanita dianjurkan untuk bergeser sedikit atau berpindah tempat untuk membasuh
kakinya. Membasuh kaki ini adalah tahap terakhir dari mandi haid wanita.
Demikian tata cara mandi haid, mandi haid ini wajib
dilakukan oleh para wanita untuk menghilangkan hadast besar. So girls, sudah
benarkah tata cara mandi haid kita selama ini? kalau belum, yuk mulai sekarang
kita lakukan mandi haid untuk bersuci setelah haid dengan benar. Agar ibadah
kita diterima oleh Allah, karena kita benar-benar sudah bersih dari najis dan
hadast besar.
#Day4 #Fiqihwanita
Komentar
Posting Komentar